MENUJU SUMBER DAYA
MANUSIA BERDAYA SAING GLOBAL
Surya Suwarna*
![]() |
(rekan Scibe FAI UMT) |
Sumber Daya Manusia (SDM)
merupakan Faktor penting guna menunjukan keunggulan suatu bangsa , selain Sumber Daya Alam (SDA) tentunya.
Apabila sumber daya alam disuatu negara melimpah tetapi kualitas sumber daya manusia nya masih belum
bisa memadai untuk mengolah sumber daya alam yang ada
tentu hal itu bisa saja mengakibatkan
kerugian yang berdampak pada kurang
maju nya suatu negara sehingga bisa dilihat adanya kesenjangan yang tinggi di
pusaran rakyat , baik anggota masyarakat dan dan masyarakat lainya, dan
masyarakat dengan penguasa-pengusaha.
Dalam teori
ekonomi mikro islam menurut Ibnu Kaldun dikatakan bahwa kekayaan suatu negara
tidak dilihat dari banyak nya uang yang dimiliki negara tetapi bagaimana suatu negara bisa berproduksi. Secara
sederhana bisa kita simpulkan , tidak mungkin Negara akan maju apabila rakyat
di suatu Negara hanya berkonsumsi saja hanya menjadi konsumen.
Menilik
Negara-negara maju mereka mengepakan sayapnya
yang menjadi kunci utama kejayaannya fokus pada produksi yang dijalaninya baik
dalam bidang manufaktur misalnya, Negara
Jerman dalam contoh ini Negara yang Fokus berproduksi dalam bidang Otomotif.
Guna dapat
produksi/mengolah SDA yang ada dalam suatu negara tentu memerlukan orang-orang yang mampu menjalakan
kegiatan produksi tersebut . Disini tentunya bukan hanya menjadi pihak yang
hanya mengolah secara cuma-cuma, tetapi juga memerlukan pihak – pihak yang mempunyai
tujuan kedepan bahwa suatu yang diproduksi mempunyai nilai lebih guna menjadi ciri khas keunggulan suatu
Negara. Atau bahkan selain mengolah SDA
yang telah ada yang lainnya mencipatakan suatu produk dengan penemuan penuman
baru baik dalam hal teknologi inovasi dibidang
lainnya.
Kita
apresiasi pada masa presiden BJ Habibie dengan anak bangsa lainnya , mampu
menciptakan pesawat terbang serta anak bangsa lainnya yang dahulu mampu
menciptakan mobil nasional “timor”, artinya
bahwa anak-anak bangsa mampu melakukan suatu produksi guna menunjukan kebanggaan atas hasil cipta bangsanya dan siap
bersaing dengan bangsa lainnya.
Namun kita akui saat ini perkembangannya tidak bergairah lagi.
Melihat
keberhasilan yang pernah ada dan diakui bahwa
salah satu faktor penunjang
menciptakan sumber daya manusia yang mampu berdaya saing global adalah dengan
mengedepankan pendidikan, selaras dengan
tujuan konstitusi Negara kita pada pembukaan UUD 1945 bahwa salah satu
tujuan Negara Indonesia adalah “mencerdaskan
kehidupan Bangsa” .
Para pendiri
bangsa telah berpikir kedepan bahwa bangsa Indonesia akan Maju jika pendidikan
di kedepankan, dengan pendidikan salah satunya
mengembangkan pola pikir anak
bangsa guna menjadi pemimpin dimasa depan yang beroraltinggi serta mampu menjunjung bangsanya
disegala bidang salah satu bidang inovasi teknologi.
Didalam pendidikan
pula formulasi formulasi ilmu-ilmu pengetahuan dapat dituangkan
menciptakan teknologi baru. Lalu sejauh mana
campur tangan Negara dalam hal ini pemerintah karena sebagai tanggung jawabnya untuk dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa ?
Kita
apresiasi sampai saat pemerintahan presiden
ke 6 Republik Indonesia, dan diteruskan pemerintah sekarang dalam kebijakannya
telah mengalokasikan 20% dari APBN/APBD untuk kebijakan pendidikan, dengan
dituangkan dalam berbagai program guna meningkatkan wajib belajar sampai 12
tahun, dan program program untuk para mahasiswa yang kurang mampu dan
berprestasi.
Saat ini
harus diakui memang pemerataan masih belum terjadi untuk pendidikan , dan
banyak nya penyelewengan-penyelewengan yang masih terjadi di dunia pendidikan
dalam masalah penggunaan anggaran, tentu semua itu sangat menghambat program
pendidikan guna meningkatkan tingkat sadar bangku sekolah yang mewujudkan
generasi cerdas dan berdaya saing.
Ditingkat
perguruan tinggi, masih mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk menempuh
pendidikan tinggi tersebut, yang jadi masalah apakah benar bahwa tarif mahal
nya perguruan tinggi telah terjadi liberalisasi yang telah lama di dunia
pendidikan, tarif pendidikan mengikuti harga keseimbangan pasar ? Kenapa Bisa terjadi ? Apa benar bisa
diatasi ? semoga para pakar
pendidikan pakar ekonomi dan berujung di
pemerintah kalau benar masalah ini terjadi dapat memperhatikan lebih dan
mencari solusi. Sehingga pihak pihak yang meiliki tingkat ekonomi atas yang
bisa meraskan pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Padahal masih banyak anak Indonesia pintar dan cerdas yang ingin
melanjutkan terkendala dengan biaya. Sangat disayangkan pula tarif perguruan
tinggi negeri pula sangat fantastis.
Tentunya
calon-calon sumber daya manusia yang pintar dan cerdas kini tak sedikit hanya
berakhir menjadi operator-operator pabrik dengan tingkat kesejahteraan yang
masih belum memastiakan di tengah sistem kontarak yang ada. Bahkan masih kurang
nya lapangan kerja guna menyerap tenaga kerja yang ada sehingga masuknya
menjadi pengangguran.
Saat ini
pula tantangan generasi muda di tengah pasar bebas yang telah berlangsung, tak
lama lagi akan mengahadapi Masyarkat
Ekonomi Asean di penghujung tahun 2015, ini tanggung jawab bersama b untung menjawab
tantangan duni bahwa “ Ini orang orang Indonesia yang bisa berdaya saing” . Kita
Bersiap – Pemerintah Mendukung. Mari berbenah.
*tulisan ini di pos juga di kompasina.com , link http://sosbud.kompasiana.com/2015/02/19/menuju-sumber-daya-manusia-berdaya-saing-global-702596.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar